A.
Konsep dasar pemeriksaan fisik.
1. Tinjauan
Berasal
dari kata “ Physical Examination “ berarti memeriksa tubuh. Memeriksa tubuh
dengan atau tanpa alat tujuan mendapatkan informasi / data yang menggambar
kondisi klien yang sesungguhnya. Dalam pemeriksaan fisik, integrasi aspek
kognitif, psikomotor dan afektif dari seorang pemeriksa menjadi hal yang sangat
penting termasuk kemampuanya dalam menginterprestasi data. Juga kemampuan
seorang pemeriksa dalam mengintegrasikan
data-data temuanya dengan data lainya sangat dibutuhkan, oleh karena itu
pemahaman mengenai anatomi, fisiologi, dan patofisiologi menjadi sangat
mendasar. Pemeriksaan fisik sebagai bagian dari pengkajian sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan metoda pengumpulan data yang lain seperti wawancara dan observasi . namun ini bukan harga mati,
yang utama adalah kondisi klien, jangan sampai klien kelelahan. Melalui
wawancara yang cermat akan menjadi informasi informasi yang penting dalam
informasi selanjutnya, oleh karena itu lakukanlah tehnik dan pendekatan yang
benar.
2. Kehamilan
Trisemester 1.
Kehamilan
trimester Iadalah
periode pertama diukur mulai dari konsepsi sampai minggu ke-12 kehamilan.
Trimester pertama disebut sebagai periode pembentukan karena pada akhir periode
ini semua system organ janin sudah terbentuk dan berfungsi.
Kehamilan
trimester pertama adalah waktu yang harus dinikmati, harapan, dan
perubahan-perubahan pada seorang ibu terjadi. Meskipun setiap tahap
kehamilanmempunyai karakter yang berbeda, kehamilan trimester pertama dapat
merupakansaat yang sulit juga.
3. Pemeriksaan
fisik pada ibu hamil trisemester 1.
Pemeriksaan
fisik ibu hamil Trimester 1 adalah salah satu aspek penting yang harus dipelajari apabila usia kandungan telah memasuki trimester pertama, atau tiga
bulan pertama. Pemeriksaan fisik Trimester 1 dan pemeriksaan selama kehamilan
merupakan hal penting yang harus dilakukan,
untuk memastikan bahwa ibu hamil dalam keadaan sehat. Pemeriksaan kesehatan
selama kehamilan juga penting, untuk mengetahui apabila ada masalah dengan
kandungan. Sayangnya, masih banyak wanita hamil
yang belum mengetahui pentingnya Pemeriksaan fisik ibu hamil Trimester 1, dan
pemeriksaan fisik pada umumnya.
a.
Tehnik pemeriksaan fisik.
Tehnik
pemeriksaan fisik yang lazim digunakan adalah inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Secara umum tehnik ini dapat dilakukan pada berbagai kondisi
patologis kecuali bila ada riwayat nyeri pada daerah yang akan diperiksa atau
tehnik pemeriksaan tertentu dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
b. Petunjuk
umum dalam melakukan pemeriksaan fisik.
1) Tangan
pemeriksa bersih dan hangat.
2) Gunakan
prosedur secara sistematis.
3) Bila
klien menggunakan alat bantu, lakukan pemeriksaan dengan atau tanpa alat bantu.
4) Perhatikan
kenyamanan klien, hindarkan kesan terburu-buru.
5) Selalu
menjalin komnikasi yang efektif selama pemeriksaan berlangsung.
6) Menjaga
privasi klien.
7) Memberi
jawaban secara proposional, bila klien menanyakan hasil pemeriksaan. Bila hasilpemeriksaan masih masih memerlukan
pemeriksaan lain sampaikan pada klien dan hasil belum final.
c. Alat-alat
yang digunakan dalam pemeriksaan fisik.
1) Thermometer
2) Spigmomanometer.
3) Stetoskop.
4) Timbangan
berat badan.
5) Penggaris.
6) Spatel
lidah.
7) Meteran.
8) Tempat tidur
9) Selimut
10) Jam tangan
11) Refleks hamer
12) Senter
13) Sarung tangan.
d. Pendekatan
pada klien.
Keberhasilan
pemeriksaan fisik bukan saja terletak pada kepiawaian pemeriksa tetapi juga
kerja sama yang ditunjukan oleh klien dan keluarganya. Untuk hasil yang
optimal, berbagai upaya dapat dilakukan oleh pemeriksa agar klien dan keluarga
dapat berkerja sama.
·
Menunjukan sikap bersahabat.
Bersahabat
dengan klien dan keluarga bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan perawat.
Perawat yang selama 24 jam bersama dengan klien tentunya persahabatan ini akan
cepat terjalin. Bagi klien, lingkungan yang baru dan asing seringkali
membuatnya makin cemas oleh karena itu sikap yang bersahabat dan penuh
perhatian dari perawat sungguh sangat menyejukan bagi klien.
·
Menghargai privasi klien.
Menggunakan
pakian secukupnya dan hindarkan adanya perasaan malu karena ruangan pemeriksaan
yang tidak tertutup yang memungkinkan orang untuk keluar masuk. Pemeriksaan
bagian dada dan genetalia mendapatkan perhatian khusus. Melepas pakian secara
bergantian sangat membantu mengurangi rasa malu klien.
·
Yakinkan posisi yang nyaman bagi klien.
Posisi
klien dalam pemeriksaan fisik disesuaikan dengan area dan tujuan pemeriksaan.
Sangat penting untuk mengupayakan kenyamanan pada setiap posisi yang
dianjurkan. Posisi yang tidak nyaman dapat menyebabkan ketegangan pada klien
yang akhirnya mempengaruhi hasil pemeriksaan.
·
Jelaskan dan maksud tujuan pemeriksaan.
Tujuan
pemeriksaan dan informasi apa yang ingin
diperoleh serta partisipasi apa yang diharapkan dari klien perlu dijelaskan
sebelum pemeriksaan dimulai.
e. Pendekatan
dalam pemeriksaan fisik.
Metodologi
yang sistematis adalah penting untuk akurasi dan kelengkapan pemeriksaan fisik.
Beberapa variasi pendekatan praktis yang dapat dilakukan perawat untuk
memeriksa klien secara sistematis yaitu pendekatan Cepalo-caudal atau head to
toe dan system tubuh.
1) Pendekatan
head to toe (dari kepala sampai ujung kaki)
Dengan
pendekatan ini, pemeriksaan dimulai dari kepala dan secara sistematis
pemeriksaan ketubuh bagian bawah sampai kaki. Urutan pemeriksaan dimulai dari
kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut, dan leher. Kemudian dilanjutkan
pemeriksaan dada, paru dan jantung, abdomen dan ginjal, genetalia, rectum,
ekstermitas dan terakhir adalah punggung.
Komponen pemeriksaan
fisik berdasarkan pendekatan head to toe adalah sebagai berikut.
a) Kepala dan wajah
-
Lakukan
inspeksi dan palpasi kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimetrisan, warna
rambut, adakah pembengkakan, kelembaban, lesi, edema
b) Wajah
-
Lakukan
inspeksi wajah
-
Lakukan
pemeriksaan mata
-
Lakukan
inspeksi pada hidung
-
Periksa
mulut dan kerongkongan
-
Lakukan
inspeksi telinga
c) Mulut
dan gigi.
-
Kebersihan mulut.
-
Warna mukosa mulut.
-
Tinjau adanya caries pada gigi.
d) Periksa leher
-
Periksa
kelenjar thyroid : lihat besar dan bentuknya, palpasi dengan jari, pasien
diminta menelan, bila ada masa saat menelan : thyroid membesar
-
Palpasi
leher untuk merasakan adanya pembesaran kelenjar limfe, tentukan ukuran,
bentuk, mobilitas, dan konsistensi
e) Payu udara.
-
Lihat
dan palpasi payudara : bentuk, kesimetrisan, benjolan bentuk putting,
pengeluaran cairan pada punting, rasa nyeri pada punting.
f) Periksa abdomen
-
Inspeksi
: bentuk abdomen, apakah membusung / datar, striae, warna, ketebalan lemak,
apakah ada luka operasi,
-
Auskultasi
perut di 4 kuadran, dengar peristaltik usus. Normal : 5-35 kali
-
Palpasi
(bila ada yang sakit, lakukan bagian tersebut di akhir pemeriksaan)
-
Perkusi
abdomen : massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak
g) Lakukan pemeriksaan ekstremitas
-
Inspeksi
: ada edema (tekan daerah tibia / dorsalis pedis bila ada cekungan di bekas
tekanan : edema + ), varises, kesimetrisan, kelainan)
-
Lakukan
pengetukan dengan reflex hammer di daerah tendon muskulus kuadriser femoris di
bawah patella.
-
Varises,
warna kuku.
h) Periksa punggung pasien
-
Inspeksi
apakah ada kelainan pada spina, bagaimana bentuk bujur sangkar michelis
i)
Lakukan
pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
-
Inspeksi
vulva : adakah cairan pervaginaan ( secret ), amati warna dan bau.
-
Palpasi
adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris, uretra, kelenjar skene,
kelenjar bartholini.
-
Lakukan
pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat adakah kelainan,
misalnya hemorrhoid ( pelebaran vena ) di anus dan perineum, lihat
kebersihannya.
2) Pendekatan
system tubuh
a) Tanda-tanda Vital
-
Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada
posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu
dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
-
Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh
untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk
menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
-
Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.
Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara
napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari
suara napas abdominal.
-
Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu menandakan
terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b) Sistem Kardiovaskuler
-
Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena,
yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada
tungkai, vulva, dan rektum.
-
Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas
akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan
penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan
ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c)
Sistem
Muskuloskeletal
-
Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan
ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
-
Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang
dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi
prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari
90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan,
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
-
Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya
yang berguna untuk persalinan per vaginam.
-
Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika
fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan
sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode
Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d)
Sistem Neurologi
-
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu
tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan
adanya komplikasi kehamilan.
e)
Sistem Integumen
-
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma
gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu
dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f)
Sistem
GI
-
Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi,
gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang
menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke
dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang
memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu
untuk melakukan perawatan gigi.
-
Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil.
Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga
menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.