Senin, 10 Desember 2012

pemeriksaan fisik pada ibu hamil trisemester 1



A.    Konsep dasar pemeriksaan fisik.
1.      Tinjauan
Berasal dari kata “ Physical Examination “ berarti memeriksa tubuh. Memeriksa tubuh dengan atau tanpa alat tujuan mendapatkan informasi / data yang menggambar kondisi klien yang sesungguhnya. Dalam pemeriksaan fisik, integrasi aspek kognitif, psikomotor dan afektif dari seorang pemeriksa menjadi hal yang sangat penting termasuk kemampuanya dalam menginterprestasi data. Juga kemampuan seorang  pemeriksa dalam mengintegrasikan data-data temuanya dengan data lainya sangat dibutuhkan, oleh karena itu pemahaman mengenai anatomi, fisiologi, dan patofisiologi menjadi sangat mendasar. Pemeriksaan fisik sebagai bagian dari pengkajian sebaiknya dilakukan bersamaan dengan metoda pengumpulan data yang lain seperti wawancara  dan observasi . namun ini bukan harga mati, yang utama adalah kondisi klien, jangan sampai klien kelelahan. Melalui wawancara yang cermat akan menjadi informasi informasi yang penting dalam informasi selanjutnya, oleh karena itu lakukanlah tehnik dan pendekatan yang benar.

2.      Kehamilan Trisemester 1.
Kehamilan trimester Iadalah periode pertama diukur mulai dari konsepsi sampai minggu ke-12 kehamilan. Trimester pertama disebut sebagai periode pembentukan karena pada akhir periode ini semua system organ janin sudah terbentuk dan berfungsi.
Kehamilan trimester pertama adalah waktu yang harus dinikmati, harapan, dan perubahan-perubahan pada seorang ibu terjadi. Meskipun setiap tahap kehamilanmempunyai karakter yang berbeda, kehamilan trimester pertama dapat merupakansaat yang sulit juga.

3.      Pemeriksaan fisik pada ibu hamil trisemester 1.
Pemeriksaan fisik ibu hamil Trimester 1 adalah salah satu aspek penting yang harus  dipelajari apabila usia kandungan  telah memasuki trimester pertama, atau tiga bulan pertama. Pemeriksaan fisik Trimester 1 dan pemeriksaan selama kehamilan merupakan hal penting yang harus  dilakukan, untuk memastikan bahwa ibu hamil dalam keadaan sehat. Pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga penting, untuk mengetahui apabila ada masalah dengan kandungan. Sayangnya, masih banyak wanita hamil yang belum mengetahui pentingnya Pemeriksaan fisik ibu hamil Trimester 1, dan pemeriksaan fisik pada umumnya.
a.       Tehnik pemeriksaan fisik.
Tehnik pemeriksaan fisik yang lazim digunakan adalah inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Secara umum tehnik ini dapat dilakukan pada berbagai kondisi patologis kecuali bila ada riwayat nyeri pada daerah yang akan diperiksa atau tehnik pemeriksaan tertentu dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
b.      Petunjuk umum dalam melakukan pemeriksaan fisik.
1)      Tangan pemeriksa bersih dan hangat.
2)      Gunakan prosedur secara sistematis.
3)      Bila klien menggunakan alat bantu, lakukan pemeriksaan dengan atau tanpa alat bantu.
4)      Perhatikan kenyamanan klien, hindarkan kesan terburu-buru.
5)      Selalu menjalin komnikasi yang efektif selama pemeriksaan berlangsung.
6)      Menjaga privasi klien.
7)      Memberi jawaban secara proposional, bila klien menanyakan hasil pemeriksaan.  Bila hasilpemeriksaan masih masih memerlukan pemeriksaan lain sampaikan pada klien dan hasil belum final.

c.       Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan fisik.
1)      Thermometer
2)      Spigmomanometer.
3)      Stetoskop.
4)      Timbangan berat badan.
5)      Penggaris.
6)      Spatel lidah.
7)      Meteran.
8)      Tempat tidur
9)      Selimut
10)  Jam tangan
11)  Refleks hamer
12)  Senter
13)  Sarung tangan.

d.      Pendekatan pada klien.
Keberhasilan pemeriksaan fisik bukan saja terletak pada kepiawaian pemeriksa tetapi juga kerja sama yang ditunjukan oleh klien dan keluarganya. Untuk hasil yang optimal, berbagai upaya dapat dilakukan oleh pemeriksa agar klien dan keluarga dapat berkerja sama.
·         Menunjukan sikap bersahabat.
Bersahabat dengan klien dan keluarga bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan perawat. Perawat yang selama 24 jam bersama dengan klien tentunya persahabatan ini akan cepat terjalin. Bagi klien, lingkungan yang baru dan asing seringkali membuatnya makin cemas oleh karena itu sikap yang bersahabat dan penuh perhatian dari perawat sungguh sangat menyejukan bagi klien.
·         Menghargai privasi klien.
Menggunakan pakian secukupnya dan hindarkan adanya perasaan malu karena ruangan pemeriksaan yang tidak tertutup yang memungkinkan orang untuk keluar masuk. Pemeriksaan bagian dada dan genetalia mendapatkan perhatian khusus. Melepas pakian secara bergantian sangat membantu mengurangi rasa malu klien.
·         Yakinkan posisi yang nyaman bagi klien.
Posisi klien dalam pemeriksaan fisik disesuaikan dengan area dan tujuan pemeriksaan. Sangat penting untuk mengupayakan kenyamanan pada setiap posisi yang dianjurkan. Posisi yang tidak nyaman dapat menyebabkan ketegangan pada klien yang akhirnya mempengaruhi hasil pemeriksaan.
·         Jelaskan dan maksud tujuan pemeriksaan.
Tujuan pemeriksaan dan informasi apa yang  ingin diperoleh serta partisipasi apa yang diharapkan dari klien perlu dijelaskan sebelum pemeriksaan dimulai.
e.       Pendekatan dalam pemeriksaan fisik.
Metodologi yang sistematis adalah penting untuk akurasi dan kelengkapan pemeriksaan fisik. Beberapa variasi pendekatan praktis yang dapat dilakukan perawat untuk memeriksa klien secara sistematis yaitu pendekatan Cepalo-caudal atau head to toe  dan system tubuh.
1)      Pendekatan head to toe (dari kepala sampai ujung kaki)
Dengan pendekatan ini, pemeriksaan dimulai dari kepala dan secara sistematis pemeriksaan ketubuh bagian bawah sampai kaki. Urutan pemeriksaan dimulai dari kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut, dan leher. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan dada, paru dan jantung, abdomen dan ginjal, genetalia, rectum, ekstermitas dan terakhir adalah punggung.
Komponen pemeriksaan fisik berdasarkan pendekatan head to toe adalah sebagai berikut.
a)      Kepala dan wajah
-          Lakukan inspeksi dan palpasi kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan, kelembaban, lesi, edema
b)      Wajah
-          Lakukan inspeksi wajah
-          Lakukan pemeriksaan mata
-          Lakukan inspeksi pada hidung
-          Periksa mulut dan kerongkongan
-          Lakukan inspeksi telinga
c)      Mulut dan gigi.
-          Kebersihan mulut.
-          Warna mukosa mulut.
-          Tinjau adanya caries pada gigi.
d)     Periksa leher
-          Periksa kelenjar thyroid : lihat besar dan bentuknya, palpasi dengan jari, pasien diminta menelan, bila ada masa saat menelan : thyroid membesar
-          Palpasi leher untuk merasakan adanya pembesaran kelenjar limfe, tentukan ukuran, bentuk, mobilitas, dan konsistensi
e)      Payu udara.
-          Lihat dan palpasi payudara : bentuk, kesimetrisan, benjolan bentuk putting, pengeluaran cairan pada punting, rasa nyeri pada punting.

f)       Periksa abdomen
-          Inspeksi : bentuk abdomen, apakah membusung / datar, striae, warna, ketebalan lemak, apakah ada luka operasi,
-          Auskultasi perut di 4 kuadran, dengar peristaltik usus. Normal : 5-35 kali
-          Palpasi (bila ada yang sakit, lakukan bagian tersebut di akhir pemeriksaan)
-          Perkusi abdomen : massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak
g)      Lakukan pemeriksaan ekstremitas
-          Inspeksi : ada edema (tekan daerah tibia / dorsalis pedis bila ada cekungan di bekas tekanan : edema + ), varises, kesimetrisan, kelainan)
-          Lakukan pengetukan dengan reflex hammer di daerah tendon muskulus kuadriser femoris di bawah patella.
-          Varises, warna kuku.
h)      Periksa punggung pasien
-          Inspeksi apakah ada kelainan pada spina, bagaimana bentuk bujur sangkar michelis
i)        Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
-          Inspeksi vulva : adakah cairan pervaginaan ( secret ), amati warna dan bau.
-          Palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris, uretra, kelenjar skene, kelenjar bartholini.
-          Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat adakah kelainan, misalnya hemorrhoid ( pelebaran vena ) di anus dan perineum, lihat kebersihannya.

2)      Pendekatan system tubuh
a)    Tanda-tanda Vital
-          Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
-           Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
-          Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
-          Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b)      Sistem Kardiovaskuler
-          Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
-          Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c)      Sistem Muskuloskeletal
-          Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
-          Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
-          Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.

-          Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d)     Sistem Neurologi
-          Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e)      Sistem Integumen
-          Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f)       Sistem GI
-          Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
-          Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar